Senin, 23 November 2015

Masjid Agung Batam

Masjid Agung Batam atau disebut Masjid Raya Batam (MRB) merupakan sebuah masjid yang terletak di Batam Kepulauan Riau Indonesia. Masjid ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas segi empat atau seperti piramida. Masjid ini dilengkapi dengan menara setinggi 66 m. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini menjadi pesona daya tarik pariwisata.

Lokasi Sunting

Masjid ini terletak di Jalan Engku Putri Kota Batam. Masjid Raya Batam berada di kawasan Batam Center yang merupakan pusat pemerintahan kota Batam. Berhadap hadapan dengan kantor Badan Otorita Pengemabngan Pulau Batam atau BIDA (Batam Industrial Development Authority). Letak cukup strategis yaitu bersebelahan dengan alun-alun atau berjarak sekitar 20 menit dari Bandara Hang Nadim, tak sulit untuk menemukan masjid ini.

Arsitektur Sunting


Atap limas dari Masjid Batam
Komplek MRB berdiri di atas lahan seluas 75.000 meter persegi, dan dengan demikian menjadikan MRB sebagai masjid terluas dan terbesar di Batam. MRB bisa menampung 3500 jamaah. Namun jika masjid penuh, maka halaman dan bagian luar masjid pun bisa digunakan untuk menampung jamaah dengan kapasitas sampai 15.000 jamaah.

Masjid mulai dibangun pada 1999, dan rampung 2001. Masjid ini dirancang oleh arsitek tersohor di Indonesia yakni Achmad Noeman. Achmad pernah pula merancang Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kota Bandung.

Atap limas Sunting
Masjid ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas segi empat atau seperti piramida. Bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) dipilih dengan pertimbangan bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara manusia dan Tuhan (habluminallah). Sedangkan Irisan tiga bagian merupakan simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.

Ruang Salat Sunting

Bagian ruang sholat dari Masjid Batam
Ruang salat berupa pelataran halaman utama masjid yang karena pertimbangan topografis dan arsitektural letaknya lebih tinggi dari jalan masuk. Plaza salat dibuat sebagai perluasan ruang masjid manakala jamaah melebihi kapasitas atau pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha yang biasanya diselenggarakan di lapangan terbuka. Agar penyelenggaraan salat sesuai dengan tuntunan agama, dibuatlah garis-garis shaf yang akan mengarahkan jamaah salat dengan berbaris lurus menghadap kiblat. Lebar shaf ditentukan 120 cm. Plaza ini terdiri dari dua tingkatan yaitu plaza bawah dan plaza atas. Hal ini untuk memberikan kesempatan pada pengunjung untuk beristirahat sejenak sebelum naik lagi menuju masjid.

Di Ruang sholat bawah terdapat kolam air mancur yang bisa juga dipakai sebagai tempat berwudhu. Selain kolam air mancur dan tangga-tangga adalah bak-bak tanaman batu kali, lampu-lampu taman dan deretan pohon-pohon palem raja. Keseluruhan elemen diharapkan membuat suasana ruang shalat lebih nyaman, lebih indah dan berwibawa sebagai suatu plaza salat masjid raya.

Ruang salat ditutup klinker terakota yang berwarna merah bata. Garis-garis shaf memakai bahan paving blocks yang dipola dengan warna kelabu sehingga terlihat kontras dengan merah batanya klinker terakota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar