Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Kita meyakini bahwa al-Quran turun ketika lailatul qadar. Terdapat
banyak dalil yang menunjukkan hal ini. Diantaranya firman Allah di surat
al-Qadar yang sering kita baca,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا
لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatul
qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. (QS. al-Qadar: 1 – 3)
Sebelumnya diturunkan, al-Quran berada di Lauhul Mahfudz. Kemudian Allah turunkan melalui Jibril.
Kita juga meyakini bahwa al-Quran diturunkan kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur. Sebagaimana realita sejarah
yang kita baca. Disamping itu, ada ayat yang menegaskan,
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنزلْنَاهُ تَنزيلًا
“Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.” (QS. al-Isra: 106)
Selanjutnya, ulama berbeda pendapat tentang bagaimana cara Allah menurunkan al-Quran di malam qadar.
As-Suyuthi dalam kitabnya al-Itqan fi Ulum al-Quran menyebutkan ada 3 pendapat,
Pertama, al-Quran turun secara utuh
keseluruhan ke langit dunia pada saat lailatul qadar. Selanjutnya Allah
turunkan secara berangsur-angsur selama masa kenabian.
Kata as-Suyuthi, ‘Ini adalah pendapat yang paling shahih dan paling terkenal’.
Kedua, al-Quran turun setiap lailatul
qadar selama masa kenabian. Kemudian turun berangsur-angsur kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama setahun itu.
Sebagai ilustrasi, (hanya permisalan untuk mendekati pemahaman)
Di malam qadar tahun 1 Hijriyah, Allah menurunkan 2 juz al-Quran.
Selanjutnya, al-Quran sebanyak 2 juz itu, turun secara berangsur-angsur
selama setahun. Hingga datang lailatul qadar di tahun 2 H. Lalu Allah
turunkan lagi 3 Juz (misalnya) di malam qadar tahun 2 H. Selanjutnya
turun secara berangsur-angsur selama setahun, hingga datang lailatul
qadar di tahun 3 H, dan demikian seterusnya.
As-Suyuthi menyebutkan, ini merupakan pendapat Fakhruddin ar-Rozi.
Ketiga, al-Quran pertama kali turun di
lailatul qadar. Selanjuntnya al-Quran turun berangsur-angsur di waktu
yang berbeda-beda. Ini merupakan pendapat as-Sya’bi.
Dan as-Suyuthi lebih cenderung menguatkan pendapat yang pertama.
Beliau menyebutkan riwayat yang mendukung pendapat ini. Diantaranya,
Riwayat dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mengatakan,
أنزل القرآن جملة إلى السماء الدنيا ليلة القدر، ثم نزل بعد ذلك في عشرين سنة
Al-Quran turun secara utuh ke langit dunia pada saat lailatul qadar.
Kemudian setelah itu, turun selama 20 tahun. (HR. Nasai dalam al-Kubro,
11372).
As-Suyuthi juga menyebutkan keterangan al-Hafidz Ibnu Katsir yang
menyebutkan riwayat bahwa ulama sepakat al-Quran diturunkan utuh ke
Baitul Izzah di langit dunia. Ibnu Katsir mengatakan,
وحكى الإجماع على أن القرآن نزل جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العزة في السماء الدنيا
Disebutkan adanya ijma’ bahwa al-Quran turun secara utuh dari lauhul
mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/502 dan
al-Itqan, 1/118).
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar